setiap putaran kehidupan itu melewati kenikmatan dan kesedihan, kesedihan adalah sebagai sarana untuk sabar, tabah dan bersyukur , sebagaimana dikatakan oleh sayyidina Umar bin Khatthab RA dalam kitab Al Adab Al Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari : Aku bersyukur atas musibah karena 3 hal, yang pertama karena musibah tidak datang pada aqidahku, padahal Allah Maha Mampu memberikan musibah itu namun Allah tidak memberikannya. Kedua, Allah subhanahu wata’ala mampu memberi musibah yang lebih besar namun Allah tidak memberikannya. Ketiga, Allah jadikan setiap musibah sebagai penghapus dosa. Jadi walaupun kita tidak senang dengan musibah ( tidak ada yang senang dengan musibah, semua manusia menginginkan kenikmatan), namun jika datang musibah hiburlah dengan mengingat bahwa Allah Maha Mampu memberi musibah yang lebih besar dari itu dan ingatlah bahwa musibah yang menimpamu sedang mengikis dosa-dosamu, yang mana jika dosa itu tidak terkikis maka dosa itu akan membawa musibah yang lebih besar di alam kubur dan di akhirat. Di saat kita dalam kenikmatan maka perbanyaklah untuk bersyukur karena dengan bersyukur akan bertambah kenikmatan yang lebih besar lagi, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
( إبراهيم : 7 )
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". ( QS. Ibrahim : 7 )
source
http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=333&Itemid=1
No comments:
Post a Comment