anak anak ku bacalah Al-Qur’an
kenapa?
Kelebihan Pembaca-pembaca Al-Qur’an
Daripada Aishah r.a. daripada junjungan Nabi s.a.w., sabdanya; Bandingan orang yang membaca Al-Qur’an dan ia hafaz- iaitu memeliharanya, meng elok bacaannya – adalah bersama-sama malaikat, iaitu bersama malaikat yang menulis Al-Qur’an daripada Luh-Mahfuz atau bersama malaikat yang menulis amalannya. Ini menunjukkan betapa tinggi martabatnya.
Dan bandingan orang yang membaca Al-Qur’an dan ia membacanya dengan cermat dan hati-hati, supaya jangan tersalah, pada hal bersangat payah keatasnya – kerana ketiadaan hafaznya atau kurang mahirnya – maka baginya dua pahala.
Kesimpulannya: Orang yang membaca Al-Qur’an itu tidaklah sia-sia, lebih-lebih orang yang mengerti apa yang di bacanya maka lebih pula balasan pahala di atas bacaannya itu.
====================================================
“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i)
Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)
Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”" (HR. Muslim)
Demikianlah berbagai keutamaan bagi orang-orang yang dekat dengan Al-Qur’an. Dan tentunya kita juga ingin agar kita maupun anak kita mendapatkan keutamaan-keutamaan tersebut.
======================================================
menarik ini tapi dalam bahasa indonesia...
Bacalah Al-Qur'an!! Walaupun kau tak tahu artinya
Ada sebuah kisah menarik mengenai membaca Al-Qur'an, semoga bisa menjadi insirasi bagi kita semua..
Seorang Muslim tua di Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Quran di meja makan di dapurnya. Cucu lelaki nya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.
Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek meletakkan batubara di dasar keranjang, sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi jika telah dipenuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakeknya tersebut, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.
Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya.
Sang kakek berkata, " Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah.
Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek.
Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. " Cucuku, hal itulah yang bisa terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita."
=======================================================================
Keutamaan Dua Ayat Akhir Surah Al-Baqarah
Daripada Ibni Mas’ud, berkata Ia : Bersabda Junjungan Nabi s.a.w.:
“Barangsiapa yang membaca dua ayat daripada akhir surah Al-Baqarah pada malam hari nescaya mencukupi keduanya akan dia.”
Adapun dua ayat tersebut ialah :
1. Firman Allah Ta’ala : ( Aamanar rasuulu bimaa unzila llaihi mir rabbihi wal muminuun. Kullun aamana billaahi wamalaaikatihi wakutubihii warusulihii laa nufarriqu baina ahadim mir rusulihii waqaaluu sami’naa wa atha’naa ghufraanaka rabbanaa wailaikal mashiir).
285. Rasulullah telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan juga orang-orang yang beriman; semuanya beriman kepada Allah, dan Malaikat-malaikatNya, dan Kitab-kitabNya, dan Rasul-rasulNya”. Mereka berkata lagi: “Kami dengar dan kami ta’at. (Kami pohonkan) keampunanMu wahai Tuhan kami, dan kepadaMu jualah tempat kembali”.
2. ( Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus’ahaa lahaa maa kasabat wa’alaihaa maktasabat. Rabbanaa laa tu aakhiznaa in nasiinaa au akhtha-naa, rabbanaa walaa tahmil ‘alainaa ishran kamaa hamal tahuu ‘alal ladziina min qablinaa. Rabbanaa walaa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih. Wa’fu ‘annaa waghfir lanaa warhamnaa, anta maulanaa fanshurnaa alal qaumil kaafiriin.)
286. Allah tidak memberati seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya. Ia mendapat pahala kebaikan yang di usahakannya, dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang diusahakannya. (Mereka berdo’a dengan berkata): “Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau mengirakan kami salah jika kami terlupa atau kami tersalah. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau bebankan kepada kami bebanan yang berat sebagaimana yang telah Engkau bebankan kepada orang-orang yang terdahulu daripada kami. Wahai Tuhan kami! Janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak terdaya memikulnya. Dan ma’afkanlah kesalahan kami, serta ampunkanlah dosa kami, dan berilah rahmat kepada kami. Engkaulah Penolong kami; oleh itu, tolonglah kami untuk mencapai kemenangan terhadap kaum-kaum yang kafir”.
Surah Al-Baqarah (Ayat 285-286)
Makna mencukupi keduanya bagi sesiapa yang membacanya ialah mencukupi kepadanya daripada melakukan ibadah pada malam hari, atau daripada melakukan bacaan Al-Qur’an, ataupun dapat menolak keduanya kejahatan dan bencana syaitan atau manusia dan jin, atau mencukupi untuk menambah kekuatan iqtikadnya, kerana dua ayat itu ada mengandungi makna iman dan amal secara ringkas.
====================================================================
Fadhilat Membaca Al-Qur’an
Membaca al-Qur’an adalah seafdhal-afdhal ibadat sehingga disebut bahawa al-Qur’an itu akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya, sebagaimana riwayat Abu Umamah yang maksudnya :
“Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bacalah oleh kamu al-Qur’an, sesungguhnya (al-Qur’an) itu datang pada hari qiamat menjadi syafaat kepada pembacanya.”
(Hadis riwayat Muslim)
Amatlah rugi bagi orang-orang yang kurang gemar membaca al-Qur’an kerana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam banyak menyebut dalam hadis-hadis Baginda tentang faedah dan fadhilat memebaca al-Qur’an itu, antaranya;
1.Pembaca al-Qur’an dinaungi dengan payung rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan diturunkan Allah kepadanya ketenangan dan kewaspadaan. Disebutkan dalam hadis riwayat Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya :
“Tidak berkumpul satu kaum di suatu rumah daripada rumah-rumah Allah (masjid) yang membaca al-Qur’an dan saling mempelajarinya antara mereka melainkan diturunkan ke atas mereka ketenangan, diselubungi rahmat, di kelilingi para malaikat rahmat dan Allah mengingati mereka pada siapa di sisiNya.”
(Hadis riwayat Muslim)
2.Pembaca al-Qur’an dikurniakan hatinya dengan cahaya oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala dan dipeliharaNya dari kegelapan. Diriwayatkan daripada Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu yang maksudnya :
“Bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesiapa yang mendengar satu ayat daripada Kitab Allah Ta‘ala (al-Qur’an) ditulis baginya satu kebaikan yang berlipat ganda. Sesiapa yang membacanya pula, baginya cahaya di hari qiamat.”
(Hadis riwayat Ahmad)
3.Pembaca al-Qur’an diumpamakan seperti buah utrujah yang harum bau dan enak rasanya. Disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas Radhiallahu ‘anhu yang maksudnya :
“Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “Perumpamaan orang beriman yang membaca al-Qur’an seperti perumpamaan buah al-utrujah iaitu buah yang berbau harum dan enak rasanya. Perumpamaan orang beriman yang tidak membaca al-Qur’an adalah seperti perumpamaan buah tamar, rasanya manis tetapi tidak ada baunya. Perumpamaan orang berbuat dosa (maksiat) yang membaca al-Qur’an adalah seperti ar-raihanah yang berbau harum tapi pahit rasanya. Perumpamaan orang berbuat dosa (maksiat) yang tidak membaca al-Qur’an adalah seperti buah al-hanzhalah iaitu buah yang pahit rasanya dan tidak ada baunya. Perumpamaan mendampingi orang yang salih adalah seperti mendampingi pemilik minyak wangi, sekalipun engkau tidak terkena minyaknya engkau tetap mendapat harumnya. Perumpamaan berdamping dengan teman yang jahat adalah seperti mendampingi orang yang menggunakan ububan (alat menghembus api), jika engkau tidak terkena hitamnya (daripada percikan api), namun engkau tetap terkena asapnya.”
(Hadis riwayat Abu Daud)
4.Pembaca al-Qur’an, tiada bergundah hati dan terlepas dari kesusahan-kesusahan di hari kiamat, kerana dia sentiasa dalam pemeliharaan dan penjagaan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu yang maksudnya :
“Daripada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, Baginda bersabda: “Al-Qur’an datang pada hari qiamat lalu ia (al-Qur’an) berkata: “Wahai Tuhanku hiasilah dia (pembaca al-Qur’an)!, maka dia dihiasi dengan mahkota kemuliaan.”
Kemudian ia berkata: “Wahai Tuhanku tambahlah lagi! Maka dia ditambahi dengan hiasan-hiasan kemuliaan.”
Ia berkata lagi: “ Wahai Tuhanku redhailah dia! Maka dia diredhai.”
Berkata ia pada pembaca al-Qur’an: “Bacalah al-Qur’an dan naiklah (pada tangga-tangga syurga) dan ditambahi pada setiap satu ayat satu kebaikan.”
(Hadis riwayat at-Tirmidzi)
5.Pembaca al-Qur’an memperolehi kemuliaan dan diberi rahmat kepada ibu bapanya. Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya :
“Sesiapa yang membaca al-Qur’an dan beramal dengan isi kandungannya, dianugerahkan kedua ibubapanya mahkota di hari qiamat. Cahayanya (mahkota) lebih baik daripada cahaya matahari di rumah-rumah dunia. Kalaulah yang demikian itu matahari berada di rumah kamu (dipenuhi dengan sinarannya), maka apa sangkaan kamu terhadap yang beramal dengan ini (al-Qur’an).”
(Hadis riwayat Abu Daud)
6.Pembaca al-Qur’an memperolehi kedudukan yang tinggi dalam syurga. Bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang maksudnya :
“Dikatakan kepada pembaca al-Qur’an: “Bacalah (al-Qur’an), naiklah (pada darjat-darjat syurga) dan bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dengan tartil di dunia. Sesungguhnya kedudukan darjatmu sehingga kadar akhir ayat yang engkau baca.”
(Hadis riwayat Ahmad)
Sesuai dengan kehendak syara‘, ketika membaca al-Qur’an kita hendaklah memelihara adab-adabnya, iaitu membacanya dengan berwuduk dan sunat membersihkan mulut (bersugi). Sementara jika hendak menyentuhnya pula hendaklah (wajib) bersih daripada hadas kecil dan hadas besar.
Thursday, 23 July 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment